Pembinaan Fisik Bagi Pemain Bola Voli

Pembinaan Fisik Bagi Pemain Bola Voli ~ Masih berbicara masalah permainan bola voli sobat. ketika ketika memperhatikan team bola voli banyak juga yang kurang berhasil. hal ini mungkin disebabkan oleh pembinaan dan faktor pemain sendiri. sebenarnya niat berlatih selain dorongan dari pelatih juga dari dalam diri si atlet. tapi tidak ada salahnya seandainya kita sebagai pembina atlet khususnya buat bapak atau ibu guru yang sedang ingin menaikkan prestasi olahraga, kita harus mengetahui kiat-kiat apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan teknik maupun fisik atlet. oleh karena itu kunci keberhasilan adalah tetap berlatih dan berlatih. untuk menambah penguasaan tentang materi serta pembinaan bagi atlet bola voli saya mencari referensi dan saya jabarkan dalam postingan saya ini, ok langsung saja berikut progam pembinaannya..


Pembinaan fisik bagi pemain bola voli merupakan pembentukan kondisi fisik yang sudah bersifat khusus pada cabang olahraga. Komponen-komponen kondisi fisik yang perlu dibina bagi pemain bola voli antara lain :


A. Prinsip Beban Berlebih (Overload)

Dengan menggunakan prinsip beban berlebih maka kelompok-kelompok otot akan berkembang kekuatanya secara efektif. Penggunaan beban secara berlebih akan merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatnya kekuatan otot (M. Sajoto, 1988:115).

Secara faal (fisiologis) tujuan dari setiap latihan adalah memberi beban atau strength pada tubuh sehingga sebagai hasilnya akan timbul adaptasi terhadap beban tersebut. Bila adaptasi telah terjadi, artinya tubuh telah terbiasa dengan beban tersebut, kemudian ditambahkan beban sesuai dengan kemampuan dan pola latihan sehingga akan terjadi peningkatan kekuatan yang efektif dan efisien.

B. Prinsip Individualisme

Setiap atlet sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan olahraga pasti berbeda dari segi fisik, mental, watak dan tingkat kemampuanya. Perbedaan-perbedaan itu perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu. Olahraga yang bersifat regu, namun proses melatihnya pasti lewat individu-individu dari anggota regu, dimana meminta perhatian dalam hal fisik, mental, watak dan kemampuanya (Suharno HP, 1981:4).

Dalam proses latihan sangat sulit untuk menarapkan prinsip ini karena dari masing-masing individu memiliki sifat dan watak yang berbeda-beda, hal ini merupakan tugas dari seorang pelatih misalnya dengan mengelompokkan atlet yang memiliki kemampuan yang sama sehingga pada nantinya tim akan sukses apabila tim tersebut terdiri atas individu atlet yang yang sudah mempunyai visi dan misi yang sama pula.

C. Prinsip Spesialisasi

Program latihan dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus dan latihan hendaknya dapat merangsang benar pada gerakan cabang olahraga yang brsangkutan (M. Sajoto, 1988:116).

Sifat hakiki masing-masing cabang olahraga berbeda-beda, sehingga seorang anak latih sebaiknya di arahkan ke salah satu cabang olahraga yang mantap dan sesuai dengan bakatnya (Suharno HP, 1981:5).

Setiap pola latihan cabang olahraga yang satu dengan yang lain memiliki ciri yang berbeda, misalnya dalan cabang olahraga bola voli. Pemain bola voli dispesialisaikan sebagai smasher, pengumpan atau sebagai pemain serba bisa dan masing-masing latihannya juga berbeda sesuai dengan karakter tersebut.


D. Prinsip Kenaikan Beban Secara Teratur


Latihan makin lama makin meningkat beratnya, tetapi kenaikan beban latihan harus sedikit demi sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi over training dan proses adaptasi atlet terhadap loading akan terjamin keteraturanya. Loading diperberat setingkat demi setingkat dengan merubah salah satu atau semua ciri-ciri loading seperti : intensity, volume, recovery, frekuensi dan lain-lain. Kenaikan beban yang meloncat dari beratnya akan mengakibatkan terjadinya over training dan penghentian prestasi atlet (Suharno HP, 1981:4).

Bila otot telah menerima beban yang berlebihan maka perlu adanya program latihan weight training. Bila kekuatan sudah bertambah perlu penambahan yang dilakukan bila otot yang dilatih belum merasa letih pada sel dengan repetisi yang ditentukan (M. Sajoto, 1988:115).


E. Pembinaan Pengaturan Latihan


Latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga kelompok otot besar terlebih dahulu yang dilatih, sebelah otot yang kecil. Hal ini dilaksanakan agar kelompok otot kecil  tidak akan mengalami kelelahan terlebih dahulu. Dengan demikian program latihan hendaknya diatur agar tidak terjadi dua bagian otot pada tubuh yang sama mendapat dua kali latihan secara beruntun (M. Sajoto, 1988:115).

Itulah sedikit tambahaan pengetahuan untuk pelatihan bola voli. untuk progam latihan secara detail akan saya bahas dalam postingan berikutnya. semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca. 
Powered by Blogger.