Persiapan Guru Pada Implementasi kurikulum 2013

Kurikulum pendidikan sudah diperbarui lagi dan dari KTSP menjadi Kurikulum 2013. bagaimanakan persiapan dan apakah tujuan utama dengan digantikannya kurikulum pendidikan ini. secara umum kurikulum 2013 di harapakan agar kinerja para tenaga pendidik dan peserta didik lebih kreatif dak aktif dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan.

Awalnya saya pun sempat bingung dan bagaimana penerapan kurikulum 2013 ini dan bagaimanakah sistemnya. kurikulum 2013 ini memiliki banyak pengingkatan dan pembuatan perangkat pembelajaran juga harus lebih benar2 mengarah pada skil kemampuan anak dan penguasaan materi pada peserta didik. Dengan adanya kurikulum 2013 ini guru atau pendidik sudah tidak bisa lagi bersantai karena tiap materi mengajar harus menyediakan analisis ketuntasan anak dalam menguasai materi, benar-benar membingungkan. tapai apa daya itu merupakan sistem yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia. saya hanya bisa menjalani aja dan di lihat kedepanya bagaimanakan sistem kurikulum ini benar-benar bisa berjalan sebagaimana mestinya..
http://volimaniak.blogspot.com/
Berikut merupakan cuplikan Persiapan implementasi kurikulum 2013. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistiyo, menilai persiapan guru untuk implementasi Kurikulum 2013 tergesa-gesa dan kurang maksimal. Itu terlihat dari waktu pelatihan guru yang sangat pendek dan dekat dengan waktu implementasi.

“Sebenarnya ideal pelaksanaan mulai tahun depan. Kalau tahun ini tergesa-gesa karena waktu sangat pendek tapi guru mau tidak mau harus melaksanakan. Kalau pemerintah sudah memutuskan maka guru tidak ada kata lain,” kata Sulistiyo kepada Beritasatu di Jakarta, Senin (8/7) pagi.

Sulistiyo mengatakan, pelatihan guru dijadwalkan sampai 13 Juli 2013, kemudian pelaksanaan Kurikulum 2013 dimulai pada 15 Juli 2013. Artinya, guru tidak memiliki kesempatan untuk mengendapkan materi pelatihan, sekaligus berdiskusi dengan sesama rekan guru yang mengajar mata pelajaran sama.

Padahal, guru seharusnya memahami dulu secara komprehensif materi pembelajaran, bukan sekadar membaca buku pegangan. “Kalau hanya berkesempatan hari Sabtu dan Minggu untuk menyiapkan pembelajaran untuk kurikulum baru maka ini tidak lazim,” ujarnya.

Sulistiyo menegaskan, pemerintah juga harus memperhatikan kualitas guru yang sangat bervariasi. Kurikulum 2013 sangat menekankan perubahan paradigma pembelajaran menjadi tematik integratif terutama untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Sementara itu, berdasarkan data PGRI, kualifikasi akademik guru SD termasuk paling rendah. Hal itu terbukti dari hasil uji kompetensi guru yang digelar tahun 2012. Selain itu, guru SD sangat minim mengikuti pelatihan.

Karena itu, Sulistiyo meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan pendampingan serius, bukan sekadar formalitas, kepada para guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Kemdikbud perlu menyiapkan sistem pendampingan guru yang baik dengan jumlah pendamping yang cukup.

“Jadi perlu energi lebih untuk pendampingan guru SD, kecuali ingin sekadar asal jalan. Ada pihak yang puas karena kurikulum sudah berjalan tapi ditelusuri di ruang kelas tidak ada perubahan,” katanya.

Sulistiyo juga mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai adanya persoalan baru dalam implementasi, karena ada kabupaten/kota yang berambisi 100 persen melaksanakan Kurikulum 2013. Hal itu dikarenakan Kemdikbud membuka peluang sekolah-sekolah bukan sasaran untuk mengimplementasikan kurikulum baru secara mandiri. Sulistiyo meminta Kemdikbud ikut turun tangan dalam membantu kesiapan daerah-daerah tersebut.

“Yang dikhawatirkan, kurikulum baru menjadi ajang promosi politik kepala daerah supaya daerahnya dianggap maju. Akhirnya daerah memaksakan penerapan kurikulum baru 100 persen. Buku bisa saja dicetak, APBD bisa dialokasikan tapi persiapan guru tidak ada,” tandasnya.

Kemdikbud sudah menggelar pelatihan guru secara bertahap mulai dari pelatihan instruktur nasional pada 29 Juni-3 Juli 2013. Kemudian, pelatihan guru inti pada 4-8 Juli 2013 dan terakhir pelatihan guru sasaran (guru kelas dan guru mata pelajaran) pada 9-13 Juli 2013. Ditargetkan, Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan saat tahun ajaran baru dimulai pada 15 Juli 2013.

Total pendidik tenaga kependidikan (PTK) yang dilatih adalah 74.289 orang meliputi instruktur nasional (572), guru inti (4.740), pengawas inti (565), guru sasaran (55.762), pengawas sasaran (6.325), dan kepala sekolah sasaran (6.325).

Sasaran implementasi awal Kurikulum 2013 adalah 6.325 sekolah untuk jenjang SD, SMP, SMA/SMK di 295 kabupaten/kota di 33 provinsi. Untuk jenjang SD, kurikulum akan diterapkan di kelas I dan IV, untuk jenjang SMP di kelas VII, dan jenjang SMA di kelas X. 

Itulah sedikit implementasi pada kurikulum 2013 ini..bagaimanakan menurut anda sebagai tenaga pendidik dengan adanya penerapan kurikulum 2013 ini? tinggalkan komentar anda di kotak komentar.
Powered by Blogger.