Pedoman Gerakan Literasi Sekolah Sesuai Acuan Kurikulum 2013 Revisi Tahun 2017

Pedoman Gerakan Literasi Sekolah - Perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami beberapa perubahan, salah satunya munculnya Kurikulum 2013 yang sudah mengalami beberapa perubahan, salah satunya perubahan di tahun 2017 ini dengan adanya sistem GLS / dikenal dengan Gerakan Literasi Sekolah.

Setiap Sekolah harus mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah ini dalam penerapan pembelajaran setiap harinya, kurangnya minat membaca di Indonesia yang menjadi inspirasi adanya GLS ini, untuk itulah hendaknya di setiap sekolah harus mengembangkan dan membudayakan Gerakan literasi sekolah. untuk itulah bagi anda yang kurang paham dengan Gerakan Literasi Sekolah ini bisa mempelajarinya lebih lanjut pada postingan kali ini yang berjudul Pedoman Gerakan Literasi Sekolah, Seperti apa ya kira-kira, ok mari kita langsung simak bersama-sama penjelasannya;

Pedoman Gerakan Literasi Sekolah / GLS


Kemajuan suatu bangsa tidak hanya dibangun dengan bermodalkan kekayaan alam yang melimpah, maupun pengelolaan tata negara yang mapan, melainkan berawal dari peradaban buku atau penguasaan literasi yang berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, yang terjadi saat ini, budaya literasi sudah semakin ditinggalkan oleh generasi muda Indonesia, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang digital. Kegiatan masyarakat, khususnya kaum muda, menggunakan internet lebih banyak sebagai sarana hiburan. Padahal, pendidikan berbasis budaya literasi, termasuk literasi digital, merupakan salah satu aspek penting yang harus diterapkan di sekolah guna memupuk minat dan bakat yang terpendam dalam diri mereka. Walaupun demikian, penguasaan literasi yang tinggi tentunya tidak boleh mengabaikan aspek sosiokultural, karena literasi merupakan bagian dari kultur atau budaya manusia.
pedoman-gerakan-literasi-sekolah
Pendidikan literasi yang dilakukan di Indonesia, ditengarai belum mengembangkan kemampuan berpikir tinggi, atau HOTS ( Higher Order Thinking Skills ) yang meliputi kemampuan analitis, sintesis, evaluatif, kritis, imajinatif, dan kreatif. Hal ini tergambar bahwa di sekolah, terdapat dikotomi antara belajar membaca ( learning to read) dan membaca untuk belajar (reading to learn).

Kegiatan membaca belum mendapatkan perhatian yang mendalam, terutama di mata pelajaran non-bahasa. Ketika mempelajari konten mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif, guru kurang menggunakan teks materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir tinggi tersebut.

Siswa SMK yang terlahir di era teknologi informasi ( digital natives) membaca dan menulis dilakukan dengan cara yang berbeda dari generasi sebelum mereka. Kecakapan ini harus terakomodasi di ruang kelas maupun di lingkungan SMK, sehingga harus dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kecakapan kognitif, sosial, bahasa, visual, dan spiritual.

Dengan telah terbitnya Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah (GLS), diperlukan panduan yang dapat menjadi acuan langkah operasional dari tahapan pelaksanaan GLS yang dijelaskan dalam Desain Induk GLS (2016) dimaksud. Melalui panduan ini disajikan berbagai kegiatan dalam pelaksanaan GLS di SMK.

Warga sekolah belum memiliki kesadaran dan wawasan kepustakawanan. Guru dan kepala sekolah masih mengandalkan peran seorang pustakawan untuk menggerakkan perpustakaan, sehingga apabila sebuah sekolah tidak memiliki seorang pustakawan, kegiatan literasi di SMK tersebut akan terhambat. Selain itu, perpustakaan (apabila tersedia di SMK), masih jauh dari fungsinya sebagai sentra kegiatan literasi di SMK. Perpustakaan di SMK sudah saatnya bukan hanya sebagai ruangan untuk menyimpan buku dan peralatan multi media, tetapi menjadi sebuah tempat untuk mengembangkan kegiatan literasi yang menyenangkan dan relevan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, SMK hendaknya juga memiliki mading yang selalu penuh dengan tulisan siswa dan warga sekolah lainnya. Tulisan maupun karya literasi lainnya juga dapat diunggah dalam
Website/ laman SMK sebagai perpustakaan maya ( virtual library).

Pengertian Literasi 

Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.

Gerakan Literasi Sekolah 

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah

1. Tujuan Umum:

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi Sekolah Menengah Kejuruan yang diwujudkan dalam gerakan literasi di SMK agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

2. Tujuan Khusus:
  • Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik SMK.
  • Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK.
  • Menjadikan SMK sebagai organisasi pembelajaran ( learning organization)  (Senge, 1990).
  • Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan ( knowledge   management ) di SMK.
  • Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK.
Tahapan GLS
Desain Induk GLS, menyebutkan bahwa GLS dilaksanakan dalam 3 tahapan seperti disebutkan dalam gambar dibawah ini;
tahapan-gerakan-literasi-sekolah

Diatas hanyalah cuplikan sekolah bagaimana mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah, untuk lebih jelas dan detailnya silahkan anda bisa langsung mempelajarinya dengan mendownload pedomannya dibawah ini;

Download Pedoman Gerakan Literasi Sekolah / GLS | Download

Sampai disini sedikit penjelasan singkat mengenai Pedoman Gerakan Literasi Sekolah yang bisa saya berikan, semoga bisa bermanfaat dan membantu anda semuanya dalam mengembangkan sekolah anda dan memajukan pendidikan di Indonesia, Salam Guru
Powered by Blogger.