Ciri-ciri Jamur dan Macam-macam Jenis Klasifikasi Jamur

Masih dalam pelajaran Biologi Khususnya untuk kelas X sobat pembaca semua, kali ini volimaniak akan memberikan info kepada anda semuanya yaitu Ciri-ciri Jamur dan Klasifikasi Jamur, untuk lebih jelas dan lengkapnya mari kita bahas bersama.

Pernahkah kamu memperhatikan anyaman benang-benang putih yang merekatkan kedelai pada tempe? Pernah pulakah kamu memperhatikan anyaman yang tumbuh pada roti yang telah lama berada di tempat lembap? Itulah jamur. Banyak ahli telah mempelajarinya, tetapi masih perlu diteliti lebih mendalam. Jamur mempunyai bentuk kehidupan yang  istimewa, sangat menarik untuk
dipelajari.

Oleh karena itu, jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri. Sesungguhnya, apakah jamur itu? Termasuk hewan atau tumbuhankah jamur itu? Seperti apakah tubuh jamur itu? Bagaimana sifat dan kehidupan jamur? Pada kesempatan kali ini kamu akan memperoleh berbagai hal yang ingin kamu ketahui tentang jamur.

Ciri-Ciri Jamur


Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine)  yang merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga. Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku.
ciri-ciri-jamur
Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp). Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa jamur membentuk  anyaman yang disebut miselium.

Pada jamur multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic). Sedang yang
bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik (monocytic).

Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis. Dengan demikian, jamur merupakan organisme heterotrop, yaitu organisme yang cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi nutrisi dari lingkungannya atau substratnya. Sebelum mengabsorbsi makanan yang masih berupa senyawa kompleks, ia mensekresikan enzim hidrolitik ekstraseluler atau ferment untuk menguraikannya lebih dahulu di luar selnya.

Jamur ada yang hidup sebagai parasit, ada pula yang bersifat saprofit. Selain itu, ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme. Sebagai parasit, jamur mengambil makanan langsung dari inangnya. Jamur jenis ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan langsung dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil makanan dari sisa-sisa organisme lain yang telah mati. Jamur yang bersimbiosis, mengambil nutrisi berupa zat organik dari organisme lain dan organisme itu mendapatkan zat tertentu yang bermanfaat dari jamur tersebut.

Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Meski demikian, perkembangbiakan secara seksual lebih mendominasi karena dilakukan oleh hampir semua jamur tersebut.

Secara umum dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ciri-ciri Jamur Secara Umum adalah sebagai berikut;
  1. Organisme eukariotik, karena mempunyai membran inti.
  2. Dinding selnya terdiri dari zat kitin.
  3. Tidak memiliki klorofil.
  4. Bersifat heterotrof (saprofit, parasit, atau simbiotik).
  5. Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler. Fungi multiseluler tersusun atas benang-benanghifa membentuk anyaman yang disebut miselium. Hifa ada yang bersekat (septum) ada yang tidak bersekat (aseptum) sehingga mempunyai banyak inti yang disebut senositik.
  6. Reproduksi secara aseksual dan seksual.
    • Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan kuncup (pada khamir), fragmentasi, dan pembentukan spora aseksual (berupa sporangiospora atau konidia).
    • Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan pembentukan spora seksual (berupa zigospora, askospora, dan basidiospora). 
  7. Habitat fungi, yaitu di darat (terestrial) dan di tempat lembab.
Klasifikasi Jamur

Para ahli biologi memperkirakan di seluruh dunia terdapat sekitar 1,5 juta spesies jamur. Diantaranya baru sekitar 100.000 spesies jamur yang telah diketahui. Secara filogenetik jamur digolongkan ke dalam 4 divisio, yaitu 
  1. Chytridiomycota
  2. Zygomycota
  3. Ascomycota
  4. Basidiomycota .
adapun penjelasan dari tiap klasifikasi jamur diatas adalah sebagai berikut;

1. Chytridiomycota

Divisio Chytridiomycota sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara divisio Protista dengan divisio Jamur. Akan tetapi, para ahli sistematika molekuler yang membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat divisio ini dengan jamur, telah menemukan bukti bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur.

Sebagian besar Chytridiomycota merupakan organisme akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik dan parasit pada invertebrata akuatik.

Ciri utama divisio ini adalah
  • nutrisi yang absorbtif dan dinding selnya tersusun atas senyawa chitin
  • memiliki hifa senositik
  • bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel
  • Contohnya Chytridium.

2. Zygomycota

Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota. Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi.

Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora.
klasifikasi-jamur
Contoh yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus. Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa organik atau parasit pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. Meskipun demikian ada yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe) dan asam-asam organik yang berguna bagi kita.

Rhizopus stoloniferus dapat berkembang biak secara aseksual. Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofor. Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya. Hifa di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon.

Dinding sporangium yang sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah sporangium pecah, spora akan bertebaran dibawa angin. Di tempat yang sesuai, spora tersebut  akan berkecambah. Contoh lain Zygomycotina adalah Mucor mucedo. Ia hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan. Jamur ini mempunyai keturunan diploid yang lebih singkat dari Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai sporangium yang dapat menunjukkan gerak fototropi, yaitu gerak tumbuh membengkoknya sporangium ke arah datangnya cahaya.

3. Ascomycota


Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan. Tubuh jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang  hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).
klasifikasi-jamur
Ciri khas Ascomycota adalah
  • cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora. 
  • Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. 
  • Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. 
  • Konidium merupakan hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor. 
Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk miselium dan ada pula yang membentuk tubuh buah. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.

a) Bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.

b) Bersel banyak membentuk miselium
  • Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.
  • A. wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
  • Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotik penisilin.
  • Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus, digunakan untuk penelitian sitogenetika.
b) Membentuk tubuh buah

Xylaria dan Nectaria, tubuh buah besar, hidup saprofit pada kayu yang membusuk.

Dari berbagai pengamatan secara teliti terhadap jamur tidak semua dapat diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur-jamur yang seperti ini untuk sementara digolongkan ke dalam Deuteromycota (Fungi Imperfecti = Jamur tidak sempurna). Jika suatu saat diketahui fase seksualnya, maka jamur itu digolongkan sesuai dengan alat perkembangbiakan seksualnya. Contohnya jamur Monilia sithophila (jamur oncom), setelah diketahui fase seksualnya membentuk askospora, maka digolongkan ke dalam Divisio Ascomycoya dan diberi nama Neurospora sithophila.

Nah itulah penjelasan secara rinci mulai dari Ciri-ciri Jamur dan klasifikasi jamur, semoga bisa bermanfaat dan membantu anda semuanya yang membutuhkan dan tentunya semoga menambah pengetahuan anda dalam pelajaran biologi, sampai disini dulu ya, jangan lupa dishare, terimakasih
Powered by Blogger.